BNI Kantongi Laba Rp 3,3 T di 2020

BNI


 Jakarta - 

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 3,3 triliun sepanjang 2020. Angka ini terkontraksi 78,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati mengungkapkan pandemi COVID-19 menyebabkan banyak tantangan untuk dunia usaha di tanah air hampir sepanjang 2020.

Dia mengungkapkan di tengah kondisi perekonomian yang menantang, perseroan dapat merealisasikan pendapatan non bunga atau fee based income sebesar Rp 11,9 triliun atau tumbuh 4,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2019, serta dapat melakukan efisiensi biaya operasional yang hanya tumbuh 2,2% YoY.

Kedua hal ini menjadi sasaran utama perusahaan selama masa pandemi untuk meredam tekanan pendapatan bunga yang turun 4,0% YoY dalam rangka pemberian stimulus restrukturisasi kredit kepada para debitur yang terdampak oleh pandemi, serta berkontribusi pada pencapaian pertumbuhan laba sebelum provisi dan pajak (PPOP) sebesar Rp 27,8 triliun pada akhir 2020.

Adi menjelaskan bekal PPOP tersebut menambah ruang bagi BNI untuk memupuk pencadangan yang memadai dalam menghadapi tantangan perekonomian di masa mendatang dan juga memberikan kekuatan untuk meminimalisir volatilitas keuntungan perseroan.

"Di mana pada tahun 2020, BNI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 3,3 triliun disertai dengan rasio kecukupan pencadangan atau coverage ratio berada pada level 182,4% lebih besar dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 133,5%," kata dia dalam konferensi pers, Jumat (29/1/2021).

Adi mengungkapkan BNI terus beradaptasi di tengah masa pemulihan dari pandemi COVID-19 dan terus berupaya menumbuhkan bisnis, terutama pada triwulan terakhir tahun 2020, dengan fokus pada penguatan fundamental perseroan.

Dia menyebutkan kredit yang disalurkan pada 2020 sebesar Rp 586,2 triliun atau tumbuh 5,3% YoY.

"Pada Kuartal IV-2020 perseroan juga melakukan upaya-upaya untuk mengoptimalkan komposisi aset dan liabilities, sehingga pengelolaan dana perseroan dapat lebih efektif," jelas dia.

Pada tahun 2020, perseroan mampu menjaga NIM di level 4,5% melalui strategi manajemen biaya dana yang efektif. BNI mencatatkan biaya dana (cost of fund) yang terus mengalami perbaikan di setiap kuartalnya, terutama pada Kuartal IV - 2020 yang berada pada level 2,0% atau membaik 60 basis poin dari kuartal sebelumnya, sehingga cost of fund pada akhir 2020 turun menjadi 2,6% dari 3,2% di 2019.

sumber:https://finance.detik.com/moneter/d-5353827/bni-kantongi-laba-rp-33-t-di-2020?tag_from=wp_nhl_20

Share:

Arsip Blog

Recent Posts